Oleh : Karlo (Pemuda Luwu)
“Rampeka pada cenninna gollae na urampeki pada lunra’na kalukue, Senge’ka simata jarung na usengeki sipuppureng lino”
MENARAINDONESIA.com-Filosofi mendalam ini diungkapkan oleh Dr. H. Andi Muhammad Arham Basmin Mattayang, S.Sos, M.M dalam debat kandidat terakhir di Hotel Claro, Makassar, pada 12 November 2024, menjadi penutup yang menggambarkan kedalaman makna akan adab dan adat. Dalam filosofi ini, Arham putra dari Bupati dua periode, Basmin Mattayang, memperlihatkan karakter yang sering kali disalahpahami.
Arham Basmin sering disalahartikan sebagai sosok yang angkuh oleh mereka yang tak mengenalnya. Sering kali, ia diserang dengan kampanye negatif yang melabelinya sebagai pribadi yang sombong. Narasi ini menyebar luas di masyarakat yang belum pernah berinteraksi langsung dengan Arham dan hanya mendengar rumor.
Masyarakat Luwu yang hanya mendengar kabar burung tentang Arham mungkin mengenal sosoknya dari sudut pandang yang bias dan kurang adil. Cerita-cerita yang tersebar di media sosial dan rumor negatif yang sering muncul seakan menggambarkan Arham sebagai sosok mabangka’ alias sombong dan keras kepala bagi para pembenci dan lawan politiknya.
Namun, realita di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Arham Basmin Mattayang dikenal di kalangan keluarga dan orang-orang terdekatnya sebagai figur yang sederhana dan penuh penghormatan. Di setiap kesempatan kampanye dan kunjungan ke desa-desa di pelosok Luwu, Arham hadir bukan sekadar kandidat, tetapi sebagai anak dan saudara bagi masyarakat.
Sikapnya yang sopan santun, rendah hati, dan tulus terlihat jelas ketika ia berinteraksi dengan warga, baik yang muda maupun yang tua. Sikap ini mencerminkan jati dirinya sebagai seorang Bugis Luwu sejati yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip leluhur dan beretika tinggi.
Dalam berbagai momen debat, Arham juga memperlihatkan sikap yang menonjol. Ia tidak hanya berbicara untuk mengalahkan lawan, tetapi menyampaikan gagasan demi kemajuan Luwu. Baginya, Pilkada adalah ajang untuk mengadu ide, bukan untuk saling menyerang. Semua kandidat ia perlakukan sebagai saudara dan orang tua, sejalan dengan prinsip bahwa perbedaan pandangan bukanlah alasan untuk mencederai etika atau persaudaraan.
Arham Basmin Mattayang bertatap muka dengan sanak keluarga masyarakat Luwu mulai dari pesisir hingga ke pelosok pegunungan Kabupaten Luwu. Dia menawarkan visi misi program kepada seluruh masyarakat Luwu bukan diciptakan dari konsep untuk kekuasaan semata, tetapi dikonsep untuk benar-benar mengabdi di tanah leluhur demi kemaslahatan semua golongan masyarakat Luwu.
Visi dan misi Arham Basmin Mattayang berakar dari gagasan yang berpihak pada rakyat. Salah satu program yang ia usung adalah anggaran Rp100 miliar per tahun untuk mendukung petani dan nelayan di Luwu. Program ini, terinspirasi dari kebijakan ayahnya, Basmin Mattayang, yang telah berjalan dan membawa manfaat nyata, diharapkan dapat dilanjutkan jika Arham terpilih. Begitu pula dengan program pemberdayaan UMKM yang sudah terbukti membuahkan hasil melalui akses permodalan dan perizinan yang lebih mudah bagi pelaku usaha kecil.
Tidak hanya sektor ekonomi, Arham juga memperhatikan kesejahteraan tenaga honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Berbekal pengalaman dari kebijakan yang diinisiasi oleh ayah dan saudaranya sebagai kepala BKPSDM, ribuan honorer dan PPPK telah terbukti diangkat derajatnya. Arham berjanji akan memprioritaskan peningkatan kesejahteraan bagi mereka dalam dua tahun pertama masa jabatannya. Ini merupakan bukti kepeduliannya yang tidak hanya berwacana, tetapi telah nyata di masa lalu dan ingin ia lanjutkan.
Selain itu, Arham berkomitmen untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Luwu dengan memfasilitasi investasi yang membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal. Salah satu contohnya adalah kebijakan ayahnya yang membuka akses investasi bagi Masmindo Dwi Area dan Bumi Mineral Sulawesi (BMS), yang berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja lokal yang notabenenya bisa jadi adalah keluarga kita, ataupun kita sendiri yang sedang membaca tulisan ini.
Visi Arham di bidang pendidikan pun nyata. Program pemerintah tentang pendidikan gratis sampai hari ini bisa di rasakan oleh seluruh keluarga masyarakat kabupaten Luwu. Bahkan tahu bersama, bagaimana keluarga besar Arham juga fokus pada pengembangan dunia pendidikan dan memperhatikan pengembangan kemajuan sumber daya manusia Kabupaten Luwu.
Setiap tahun, anak ataupun mungkin sanak keluarga kita dibekali beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di yayasan pendidikan (Sekolah/Kampus) yang dibangun oleh keluarga besar Arham, itu semata mata sebagai bentuk kepedulian keluarga besar Arham Basmin Mattayang untuk melihat keluarga masyarakat Luwu menjadi lebih baik.
Pada bidang infrastruktur, telah kita saksikan bersama di berbagai desa infrastruktur jalanan semakin baik, sebagai contoh kecil jalanan menuju Kecematan Bastem dan Bastem Utara yang selama ini sangat sulit di akses oleh keluarga kita disana, hari ini telah di rasakan dampaknya, akses jalanan sudah semakin baik dan mudah dilalui, tentu itu semua dikerjakan di era Basmin Mattayang.
Apalagi tentang visi dan misinya untuk pemberdayaan kepemudaan, itu tidak perlu lagi dipertanyakan, Arham Basmin Mattayang telah diakui oleh pemuda-pemuda di Sulawesi Selatan. Melalui Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel yang dia pimpin selama 3 tahun, telah dia tabur kebaikan dan menghidupkan potensi-potensi pemuda di berbagai daerah Sulawesi Selatan.
Visi misinya lahir dari pikiran-pikiran jernih dari seorang bergelar doktor sekaligus organisatoris yang matang dalam dunia pendidikan dan kepemudaan. Dia mengkonsep program visi misinya dari pengalaman yang panjang, Dia ingin menambal kekurangan pendahulunya sekaligus melanjutkan kelebihan apa yang telah di tanamkan oleh Bupati Luwu periode lalu, baik di periode orang tuanya Basmin Mattayang, maupun di periode Andi Muzakkar sebagai Bupati Luwu.
Rekam jejak kebaikan dan pengalaman Arham Basmin Mattayang serta peninggalan kebijakan di era Basmin Mattayang dan keluarga besarnya, inilah yang harus di pahami oleh segenap keluarga masyarakat Luwu, bahwa melalui tangan-tangan keluarga besar Arham, kita dan keluarga kita bisa menikmati hidup yang lebih baik dan layak, lalu mungkin saja diantara kita ini ada yang lupa diri dan berkhianat atas semua rekam jejak kebaikan-kebaikan itu, maka sadarlah sebelum terlambat.
Arham Basmin Mattayang yang tidak pernah memposisikan dirinya lebih tinggi derajat dan kedudukannya pada orang-orang sekitarnya, dia selalu memposisikan dirinya sebagai anak, sebagai adik dan kakak kepada orang yang dijumpainya, bahkan kepada orang-orang pembencinya sekalipun dia tidak pernah peduli atau membalas segala cacian bagi diri dan keluarganya, baginya sabar adalah jalan terbaik dari segala keburukan yang di tujukan kepadanya.
Terlalu banyak kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Arham Basmin Mattayang dan keluarga besarnya, baik kebaikan secara langsung maupun kebaikan melalui kebijakan yang dilakukan oleh orang tuanya Basmin Mattayang yang tentunya tidak akan bisa di sebutkan melalui tulisan ini, tetapi bisa kita resapi dan khayati melalui hati bagi yang masih memiliki hati dan nurani.
Arham Basmin Mattayang, calon pemimpin masa depan Luwu dan Sulsel di masa yang akan datang. Dan pada kesempatan ini, melalui tulisan ini, saya berani menyampaikan bahwa merugilah kita sebagai masyarakat Luwu apabila tidak memberikan kesempatan kepada Arham Basmin Mattayang untuk membuktikan potensi yang dimilikinya untuk memimpin Luwu 5 tahun kedepan.
Bahwa saya dan kita semua harus meyakini, Arham Basmin Mattayang adalah sosok pemimpin visioner dan sederhana yang di miliki oleh kabupaten Luwu yang nantinya bisa mengantarkan Luwu sebagai kabupaten yang lebih maju dan masyarakatnya lebih sejahtera.
Lalu apa yang kurang dari Arham Basmin Mattayang? Yang kurang adalah ketika kita dan seluruh keluarga masyarakat Luwu tidak mencoblos nomor urut 3, Arham Basmin Mattayang dan Rahmat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Luwu tanggal 27 November nanti, itu saja yang kurang..!
Leave a Reply