JAKARTA,MENARAINDONESIA.com-Polda Metro Jaya menghentikan kasus Penyelidikan kasus berkarung-karung beras yang ditemukan terkubur di tanah lapang kawasan Sukmajaya, Depok.
Dalam konferensi Pers, Polda Metro Jaya menegaskan kasus tersebut bukan penimbunan beras.
“Terkait dengan adanya pemberitaan temuan beras yang ditanam. Jadi ini saya garisbawahi, jadi bukan penimbunan ya. Jadi ada beras yang ditanam yang memang ditemukan oleh masyarakat kemudian menjadi berita dan viral,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, kamis (04/08/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis menyebut beras tersebut ditanam karena kondisinya sudah rusak. Menurutnya, beras itu rusak karena kehujanan.
Kombes Auliansyah kemudian menjelaskan awal mula beras tersebut rusak. Kala itu, JNE yang ditunjuk vendor penyalur untuk mengirimkan beras bantuan Presiden RI Joko Widodo ke keluarga penerima manfaat (KPM) mengambil beras dari gudang di Jawa Timur.
“Rusaknya beras ini karena pada saat diambil dari gudang di Jawa Timur kemudian JNE itu membawa ke Depok. Karena wilayah dari Jabodetabek itu,” kata Auliansyah.
Dia melanjutkan bahwa dalam perjalanan, hujan pun mengguyur. Auliansyah mengungkapkan saat itu kendaraan yang digunakan JNE untuk mengangkut beras bantuan itu tidak tertutup rapat. Akibatnya, beras pun kehujanan.
“Pada saat itu hujan. Nah pada saat itu hujan sehingga kendaraan yang membawa beras tersebut itu tidak begitu mungkin tertutup akhirnya beras itu terkena hujan,” tuturnya.
Akibat terkena air hujan, beras bantuan untuk warga terdampak pandemi Covid-19 itu pun menjadi tidak layak. Akhirnya JNE memutuskan mengganti beras bantuan tersebut dan memusnahkannya dengan cara dikubur.
“Jadi pada saat akan disalurkan kepada KPM di sini kita bilang KPM itu keluarga penerima manfaat, jadi keluarga yang mendapatkan bansos sesuai daftar dari Kemensos itu tidak layak. Sehingga pihak JNE tidak memberikan beras yang rusak itu kemudian melaporkan daripada perusahaan yang menegaskan dia untuk mendistribusi dan dia sudah mengganti,” papar Auliansyah.
Tak Ada Kerugian Negara
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan beras itu merupakan bantuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masyarakat yang terdampak pandemi virus Corona (Covid-19) pada periode April-Desember 2020. Total beras yang dikubur di lokasi itu adalah 3,4 ton.
“Penyalurannya tentunya yang menjadi ujung tombak adalah Kementerian Sosial dan bekerja sama dengan Bulog kemudian menunjuk vendor melalui mekanisme lelang untuk sebagai penyalur, kemudian vendor pemenang bekerja sama lagi dengan JNE untuk memberikan pengiriman kepada masyarakat yang berhak menerima bantuan sosial dari program pemerintah ini,” ucap Zulpan dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (04/08/2022).
Tim dari Polda Metro Jaya dan Polres Depok disebut Zulpan sudah mengecek langsung ke lokasi penemuan beras yang dikubur itu.
Selain itu, klarifikasi dilakukan dengan memeriksa Kementerian Sosial (Kemensos) hingga pihak JNE yang menyalurkannya ke masyarakat.
“Kemudian beras yang ditanam ini adalah beras yang rusak, kenapa ditanam? Ini merupakan mekanisme yang dimiliki oleh JNE sebagai perusahaan dalam memusnahkan barang-barang yang rusak, jadi penanaman ini dalam rangka pemusnahan terhadap barang yang rusak,” ucap Zulpan.
“Kemudian terhadap barang yang rusak tersebut yang 3,4 ton beras dalam hal ini sudah dilakukan penggantian oleh pihak JNE kepada Kemensos maupun pemerintah sehingga dalam hal ini bisa disampaikan bahwa dengan adanya kerusakan beras yang sudah diganti itu negara tidak dirugikan, kemudian masyarakat juga tidak dirugikan karena masyarakat yang untuk menerima bantuan ini juga tersalurkan. Jadi kita sudah mengecek datanya semua bantuan dari pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak Covid ini tersalurkan semuanya,” tutup Zulpan.
Leave a Reply