Dituding Terkesan Tak Pro Difabel, Danny Sarankan Appi Jalan-jalan di Makassar

Suasana debat putaran ketiga diluar studio Kompas Tv, Jakarta, Jumat (4/12/2020).

JAKARTA, MENARAINDONESIA.com – Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar, M Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) tampil lebih rileks dalam debat publik putaran ketiga Pilkada Makassar yang berlangsung di Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Semua pertanyaan, baik dari panelis maupun lawan debat, dijawab dengan tenang, lugas dan cerdas. Seperti kritikan yang datang dari calon wali kota, Munafri Arifuddin (Appi) tentang penanganan terhadap kaum difabel semasa pemerintahan Danny memimpin Kota Makassar (2015-2019).

“Selama lima tahun Bapak Danny Pomanto menjadi Wali Kota Makassar, kita tidak pernah melihat akses yang terbuka lebar untuk saudara kita yang difabel. Contoh, bagaimana akses mereka terhadap transportasi publik, bagaimana pedestrian ini bisa dimanfaatkan dengan baik,” demikian tanggapan Appi atas pemaparan Danny tentang kaum difabel.

Danny meladeni tudingan Appi tersebut. Pria berlatar belakang arsitek itu menilai Appi tak melihat program yang dibikin Danny semasa menjabat, khususnya untuk kaum difabel.

“Tanggapan paslon nomor 2 (Appi) bahwa tidak ada fasilitas umum untuk kaum difabel, saya kira beliau tidak lihat, barangkali kita jalan-jalan sedikit juga,” sentil Danny.

Danny lalu menjabarkan dan menegaskan bahwa dalam masa pemerintahannya selama periode 2014-2019 fasilitas dan sarana transportasi yang dibangun adalah konsep difabel.

“Konsep pedestrian terakhir itu adalah konsep difabel yang hasil diskusi-diskusi dengan mereka. Penutupan drainase itu juga. Mereka mengeluh kadang-kadang masuk di got kasihan,” ungkap Danny.

Atas masukan kaum difabel juga, Danny kala itu membuat kebijakan untuk menutup semua drainase. Komitmen ini juga akan terus dilakukan jika dirinya bersama Fatmawati Rusdi terpilih menjadi Wali Kota Makassar dan Wakil Wali Kota Makassar untuk lima tahun ke depan.

“Pada saat itu pula saya membuat program semua drainase harus ditutup. Ini adalah bagian jawaban dari teman-teman kaum difabel. Insyaallah lima tahun yang akan datang ADAMA’ akan menyempurnakan itu,” kata Danny.

Danny juga mengungkapkan keberpihakan kepada kaum difabel saat masa pemerintahannya. Bahkan hal itu menjadi perhatian dunia.

“Kota Makassar sudah pernah mendapat penghargaan sebagai Kota Layak Disabilitas. Tokoh difabel dunia datang ke Makassar hanya untuk mengetahui ingin belajar bagaimana kaum difabel bisa diskusi dengan wali kotanya,” tuntas Danny.

Sementara itu, Fatma menambahkan bahwa perhatian kepada kaum difabel masuk dalam visi dan misi ADAMA’ (akronim Danny-Fatma).

“Visi pasangan ADAMA’ sangat jelas, yaitu restorasi kota yang inklusif. Inklusif dalam artian nyaman untuk semua, baik anak, perempuan, maupun difabel. Pada prinsipnya kami punya program Jagai Ana’ta, misalnya, dan juga pedestrian,” kata Fatma.

Sekadar diketahui, Danny memang sering memenuhi undangan organisasi kaum difabel. Salah satunya diskusi yang diselenggarakan pada dua bulan lalu. Dari empat calon wali kota yang diundang, cuma Danny yang hadir. Selebihnya hanya mengutus wakil dan juru bicara. (*)

ads

Leave a Reply