Jubir INIMI: Pengalaman Pilwalkot, Survei Appi Selalu Unggul, Tapi Hasilnya Kalah

MAKASSAR,MENARAINDONESIA.com-Juru Bicara pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INiMI), Andi Esse, mengingatkan bahwa hasil survei dalam pemilihan kepala daerah tidak selalu mencerminkan hasil akhir. Pengalaman pada Pilwalkot Makassar sebelumnya menunjukkan bahwa survei, meskipun sering menjadi acuan, bukanlah penentu kemenangan.

Hasil survei Pilwalkot seringkali menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil survei tidak bisa dijadikan sebagai patokan karena bersifat prediktif. Artinya, hasil survei hanya merupakan gambaran atau prediksi dari keadaan politik pada saat tersebut, dan dapat berubah seiring perubahan dinamika kampanye dan preferensi pemilih.

Andi Esse membuka data survei pada Pilwalkot periode lalu. Dari survei yang dirilis oleh Roda Tiga Konsultan dan Fixpoll, pada periode 14-16 November 2020, menyebutkan Paslon Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman) sudah mengungguli pasangan petahana, Danny Pomanto – Fatmawati Rusdi (Adama).

Adapun survei keempat atau terakhir Roda Tiga Konsultan, 14-16 November 2020, menempatkan Adama di posisi kedua dan disalip oleh Appi-Rahman.

Adama memperoleh elektabilitas 33,2 Persen, Appi-Rahman 33,6 Persen, Ical-Fadli 10,7 Persen dan None-Zunnun 3,8 persen,  sementara Undecided Voters sisa 18,8 persen.

Data yang diperoleh Roda Tiga Konsultan ini juga nyaris sama dengan survei Fixpoll.

Fixpoll melakukan survei Pilwali Makassar 2020 sebanyak dua kali. Survei pertama dilakukan, 19-24 September 2020 dan survei kedua, 18-23 November 2020.

Hasilnya menunjukan pada survei pertama Adama 36,3 persen, Appi-Rahman 32,1 persen, Ical-Fadly 11,1 persen, None-Zunnun 5,7 persen. Adapun Undecided votersnya sebanyak 14,8 persen.

Sementara itu survei kedua, Adama 34,6 persen, Appi-Rahman 38,5 persen, Ical-Fadly 11,6 persen, None-Zunnun 4,7 persen.Dengan Undecided votersnya sebanyak 10,6 persen.

Hal sama juga, ujar Andi Esse terjadi saat Appi dan Cicu berpasangan di Pilwalkot tahun 2017, di mana kala itu, pasangan Appi-Cicu menjadi satu-satunya pasangan calon dan melawan Kota Kosong.

Dari survei, yang selalu diunggulkan ialah Appi-Cicu mengalahkan kotak kosong. Namun hasilnya, kotak kosong yang menang. Begitupun pada 2020, meskipun Appi-Rahman unggul di surveinya, yang menang adalah pasangan Adama.

“Survei dalam sebuah hajatan politik memang sangat penting, namun bagi tim INIMI, survei bukan patokan utama menentukan menang tidaknya seorang kandidat, masih ada variabel lain yang juga tak kalah penting,” kata Andi Esse kepada wartawan di Makassar.

Dia juga mengatakan, sebagai pemilih yang cerdas, kita harus tetap mengamati perkembangan politik, mendengarkan berbagai pandangan, dan melakukan analisis secara obyektif.

“Hasil survei hanya merupakan indikator sementara dan bukan jaminan kemenangan,” ujar Andi Esse.

Untuk diketahui, baru-baru Parameter Publik Untuk Makassar merilis hasil surveinya periode 20 Oktober 2024.

Hasilnya, menempatkan pasangan calon Munafri Arifuddin dan Aliah Mustika (MULIA) 39,1%, pasangan Indira-Fauzi (INIMI) menempati  posisi kedua 19,9%, posisi ketiga Seto-Rezki 17,7 % dan Amri-Rahman pada posisi ke empat dengan mencapai hanya 2%>, untuk undecided voters 21.3% dengan responden yang disurvei sebanyak 2.000 responden. (*)

ads

Leave a Reply