Perjalanan Politik Muhammad Fauzi: Dari Senayan Menuju Luwu Utara, Sebuah Dedikasi Tanpa Batas

Anggota DPR RI Dapil Sulsel III, Muhammad Fauzi, S.E. 

MAKASSAR,MENARAINDONESIA.com-Di sudut sebuah warung kopi di Makassar, Muhammad Fauzi, sosok politisi yang biasa dikenal dengan sebutan “Abang Fauzi,” duduk tenang menikmati secangkir kopi hangat. Di balik senyumnya yang tenang, ada cerita panjang tentang perjalanan politik yang penuh liku. Sosok ini bukan hanya dikenal sebagai politisi biasa, tetapi juga seorang loyalis partai yang selalu menempatkan perintah di atas kepentingan pribadi. Dari kursi DPR RI, Fauzi kini melangkah menuju arena baru: Pilkada Luwu Utara 2024.

Keputusan Mendadak

Keputusan Fauzi untuk maju di Pilkada Luwu Utara bukanlah sesuatu yang direncanakan jauh-jauh hari. “Demi partai, saya bismillah maju Pilkada Luwu Utara,” ujarnya dengan nada tegas, menyiratkan tekad yang sudah bulat. Keputusan itu diambil secara mendadak pada 27 Agustus 2024, hanya dua hari sebelum pendaftaran calon kepala daerah ditutup .

Cerita bermula ketika Fauzi mendengar kabar dari DPD I Golkar Sulsel bahwa Ketua DPRD Luwu Utara, Drs. Basir, mundur dari proses pencalonan. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada DPP Golkar, dan Fauzi pun dipanggil oleh Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia. Dalam pertemuan singkat, Bahlil langsung menetapkan Fauzi sebagai calon bupati tanpa diskusi panjang. “Saat dipanggil, Pak Ketum langsung berkata, ‘Abang jadi calon bupati di Luwu Utara ya. Saya teken rekomendasinya’,” ungkap Fauzi mengenang pertemuan itu .

Pengabdian Tanpa Pamrih

Fauzi tidak pernah membayangkan akan kembali ke dunia politik lokal setelah menikmati masa kerjanya sebagai anggota DPR RI. Menghabiskan tahun-tahun di Senayan sebagai legislator yang aktif memperjuangkan aspirasi konstituennya, Fauzi telah merasakan pahit manisnya dunia parlemen. Namun, panggilan partai dan loyalitas yang tinggi membuatnya meninggalkan kenyamanan di Jakarta untuk sebuah pertarungan politik di tanah tempatnya mengabdi.

“Banyak yang kaget ketika saya memutuskan untuk maju. Saya juga terkejut, tetapi perintah partai harus diutamakan,” kata Fauzi. Terlebih lagi, Fauzi tahu bahwa tugas ini bukan hanya soal ambisi pribadi, melainkan juga soal tanggung jawab besar untuk melanjutkan eksistensi Golkar di Luwu Utara.

Menggandeng Kekuatan Baru

Bersama Ajie Pratama, seorang birokrat muda dan putra mantan Bupati Luwu Utara, Fauzi berharap dapat membawa perubahan besar di Luwu Utara. Pilihan pada Ajie bukan tanpa alasan. Sebagai Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Luwu Utara, Ajie memiliki rekam jejak yang solid dan dukungan yang kuat dari masyarakat .

“Kami bisa dibilang pasangan yang saling melengkapi. Saya sebagai politisi, dan Pak Ajie sebagai birokrat,” jelas Fauzi. Kombinasi politisi berpengalaman dengan birokrat muda diharapkan mampu membawa perubahan positif dan memperkuat visi pembangunan di Luwu Utara .

Loyalitas Tanpa Batas

Fauzi tidak hanya meninggalkan kursi empuk di Senayan, tetapi juga harus mengorbankan rencana pribadi bersama keluarganya. Istrinya, Indah Putri Indriani, yang juga Bupati Luwu Utara, awalnya berharap mereka dapat pensiun dan menetap di Jakarta setelah masa jabatan selesai. Namun, loyalitas Fauzi terhadap partai mengalahkan segalanya. “Kami sudah berencana menetap di Jakarta, tapi sebagai kader, perintah partai harus dijalankan,” ungkapnya dengan senyum pahit .

Sebuah Langkah Baru

Kini, duet Fauzi-Ajie siap untuk menorehkan sejarah baru di Luwu Utara. Dengan dukungan partai-partai besar seperti Golkar, PDIP, Perindo, dan PKS, mereka bersiap menghadapi tantangan besar dalam Pilkada 2024. Fauzi yakin, perjalanan ini bukan hanya soal kemenangan politik, tetapi juga soal pengabdian tanpa batas bagi daerah yang dicintainya.

Muhammad Fauzi mengajak semua pihak, termasuk rival politiknya, untuk beradu gagasan demi kemajuan Luwu Utara. “Pilkada bukan soal persaingan semata, tetapi tentang bagaimana kita bisa membawa daerah ini ke arah yang lebih baik,” tutup Fauzi, penuh harap .

Dalam langkahnya yang tegap, Fauzi kembali membuktikan bahwa politik adalah panggilan jiwa, bukan sekadar permainan kekuasaan. Dengan bismillah, ia melangkah mantap, membawa sejuta harapan untuk Luwu Utara.

ads

Leave a Reply