Gubernur Andalan Harap Kota Makassar Menjadi Role Model Pengelolaan Persampahan

MAKASSAR,MENARAINDONESIA.com-Pemerintah Provinsi Sulsel, mendorong Kota Makassar menjadi salah satu perwakilan dari Sulsel untuk menjadi role model atau percontohan pengelolaan sampah berbasis energi terbarukan.

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berharap Kota Makassar adalah daerah yang menjadi pilihan untuk pengelolaan sampah dengan metode Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF).

“Pak Wali Kota, insya Allah Makassar menjadi salah satu program soal pengelolaan sampah berbasis Terpadu Refuse Derived Fuel (RDF) sudah kita uji coba di Pangkep,” kata Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, di Lapangan Karebosi Makassar, Senin (5/5/2025).

Dalam metode ini, sampah diubah menjadi bahan bakar setara batu bara. Material bahan bakar itu kemudian dimanfaatkan oleh pabrik semen.

Pengelolaan sampah berbasis RDF merupakan hasil pengolahan sampah yang dikeringkan untuk menurunkan kadar air dan menaikkan nilai kalornya.

Ini adalah program Pemerintah Pusat. Andi Sudirman menjelaskan gagasan ini diterapkan Kementrian infrastruktur untuk energi listrik. Bahkan Pemprov sudah mendiskusikan dengan Pemerintah pusat.

ASS berharap bahwa Kota Makassar masuk dalam dalam beberapa kota di Indonesia, yang masuk menjadi percontohan mengelola persampahan menggunakan energi listrik.

“Harapan kami, Kota Makassar masuk percontohan, bersama beberapa kota di Indonesia. Jadi, nanti kalau ada dicontohkan bisa di Kota Makassar,” jelas adik Menteri Pertanian itu.

Saat ini persoalan sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang dihadapi masyarakat pada umumnya. Baik itu sampah organik maupun sampah nonorganik. ASS meminta Pemkot Makassar memperhatikan persoalan ini.

“Isu terkait lingkungan, soal persampahan. Kota akan banyak penduduk dan banyak sampahnya. Jangan pikir masuknya saja, yang keluar tidak dipikir. Kalau sampah  tidak selesai, ini masalah besar kita. Jadi, pak Wali Kota perhatikan ini,” tuturnya.

Keberadaan RDF ini akan menjadi sumber pendapatan asli daerah melalui Clean Energy System. Teknologi ini juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan lingkungan selama masa pakainya.

Dia menambahkan, ada sekitar 26 hektar area TPA Antang itu menjadi solusi solusi. Disini kebutuhannya, minimal 1200 ton untuk menjadi energi.

“Disini kebutuhannya, minimal 1200 ton untuk menjadi energi. Kalau seperti teknologi RDF butuh 900 itu pak Wali, kita butuh 300 alat, di kali Rp10 miliar lebih.  Ini bisa menyelesaikan persoalan besar di Makassar,” tutupnya.

Leave a Reply