PJ Sekda Saksikan 108 Orang Peserta Lakukan Deklarasi Damai PGI ke-38, Inginkan Pemilu Bermartabat

MAKASSAR,MENARAINDONESIA.com-Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) telah menggelar seminar agama-agama ke-38 yang dimulai dari tanggal 15-17 Januari 2024.

Seminar agama-agama ini mengangkat tema “Merawat dan Mengadvokasi Keadilan, serta Perdamaian di Tengah Masyarakat Majemuk Demi Pemajuan HAM dan Demokrasi di Indonesia”.

Sejalan dengan tema itu, pihaknya pun menutup kegiatan seminar agama-agama ini dengan merangkaikan pembacaan deklarasi damai yang disaksikan langsung oleh PJ Sekda Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra.

Deklarasi damai ini sebuah simbol untuk mengedepankan perdamaian apalagi telah memasuki tahun politik. Dimana ketakutan masyarakat dipecah belah oleh salah satu konflik seperti isu SARA.

“Atas nama Pemerintah Kota Makassar, saya mendukung seminar agama-agama yang dilakukan PGI sekaligus deklarasi damai untuk menciptakan kondusifitas dan keadilan dalam menghadapi tahun politik 2024,” ucap Firman.

Dukungan Pemkot Makassar melalui deklarasi damai ini, kata Firman sejalan dengan program Pemkot yakni Perkuatan Keimanan Umat. Dimana kekuatan umat merupakan modal utama menciptakan kedamaian, keadilan dan memajukan demokrasi yang baik di Kota Makassar.

Penguatan umat juga sebagai tanda kota itu kuat dan memiliki integritas tinggi di mata dunia.

“Saya harap melalui deklarasi damai ini bisa menciptakan penguatan umat dari berbagai agama untuk mengawal proses jalannya Pemilu damai dan kedepannya semua orang dapat menjungjung tinggi HAM,” ungkapnya.

Sementara, Sekretaris Eksekutif PGI Pusat, Pendeta (pdt) Jimmi Sormin mengaku bersyukur mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Makassar.

Karenanya, ia memilih Kota Makassar sebagai tuan rumah untuk menggelar seminar dan deklarasi damai karena pihaknya mengetahui Makassar merupakan wilayah yang menggambarkan keberagaman sekaligus juga kemajuan di dalam toleransi satu sama lainnya.

“Kita lihat dari suku-suku yang ada di sini, kita lihat juga dari ras yang ada, tidak ada intoleran di Makassar semua agama saling menghargai,” tuturnya.

Ia pun berharap kota-kota lain dapat belajar dari Kota Makassar karena Makassar adalah salah satu role model yang mengupayakan perdamaian di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai program keagamaan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Makassar.

“Peserta kita banyak dari luar provinsi. Kita mau perlihatkan ini loh Makassar dengan keberagaman yang saling menghargai. Jadi mereka datang juga sambil belajar,” sebutnya.

Seminar agama-agama ini juga merupakan kegiatan rutin yang terus dilakukan oleh PGI setiap tahunnya dengan tujuan merawat keberagaman dan keterikatan antar agama yang menjadi ciri dan juga kekayaan bangsa. (*)

Leave a Reply