Mahasiswa S2 Kesehatan Lingkungan Unhas Dampingi Warga Paccerakkang dalam Gerakan PSN 3M Plus untuk Cegah DBD

MAKASSAR,MENARAINDONESIA.com-Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), melaksanakan kegiatan pendampingan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang, Kota Makassar. Kegiatan ini merupakan bagian dari riset akademik berbasis masyarakat untuk mendukung pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) secara partisipatif.

Kegiatan yang diketuai oleh Elva Yulianti ini menjadi bagian dari penelitian tesis yang mengukur perubahan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah intervensi edukasi PSN 3M Plus di wilayah intervensi dan nonintervensi. Pendampingan dilaksanakan di RW 6, Kelurahan Paccerakkang, dan dibuka secara resmi pada Jumat (24/10/2025) oleh Dr. Erniwati Ibrahim, S.K.M., M.Kes, Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas sekaligus pembimbing utama kegiatan tersebut.

Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan Puskesmas Paccerakkang, Fausiah Nurlan, S.K.M., M.Kes, serta tokoh masyarakat setempat, termasuk Ketua RW 6 dan para Ketua RT yang menunjukkan dukungan terhadap gerakan pengendalian DBD berbasis pemberdayaan warga.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa S2 Kesehatan Lingkungan Unhas memberikan edukasi, pelatihan, dan praktik langsung mengenai penerapan PSN 3M Plus kepada 70 peserta yang terdiri atas warga, kader kesehatan, dan perangkat RT. Materi pelatihan disampaikan secara interaktif dengan metode edukatif yang mudah diterapkan di lingkungan rumah tangga.

“Pendampingan ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga praktik langsung agar masyarakat mampu mengenali jentik nyamuk dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Dr. Erniwati Ibrahim dalam sambutannya.

Sebagai narasumber lainnya, Muh. Fajaruddin Natsir, S.K.M., M.Kes, turut memberikan materi tentang pengenalan jentik nyamuk, perilaku Aedes aegypti, serta strategi PSN 3M Plus yang efektif.

Setelah pelatihan, peserta mendapat pendampingan lanjutan selama satu bulan sesuai dengan siklus hidup nyamuk. Kegiatan dilakukan setiap pekan dengan agenda penyegaran materi melalui leaflet edukatif dan observasi keberadaan jentik nyamuk di wadah air di dalam dan luar rumah warga.

Pendekatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang konsisten dalam menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ), serta menekan kasus DBD di tingkat komunitas.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa pencegahan DBD dimulai dari rumah sendiri. Dengan edukasi dan pendampingan yang berkelanjutan, perubahan perilaku masyarakat bisa terjadi secara nyata,” jelas Elva Yulianti.

Selain sebagai bentuk pengabdian masyarakat, kegiatan ini juga berkontribusi terhadap pengembangan riset berbasis bukti (evidence-based research) yang dapat menjadi rujukan dalam perumusan kebijakan kesehatan lingkungan di Kota Makassar.

Leave a Reply