LUWU,MENARAINDONESIA.com-Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-15 Belopa sebagai Ibukota Kabupaten Luwu, Dr Basmin Mattayang melaunching Produk Batik Asli Luwu di Gedung BRC, Kelurahan Senga, Kecamatan Belopa, Minggu, (14/02/2021)
Acara yang diprakarsai Pemerintah Kabupaten Luwu bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Luwu dan Bhayangkari Polres Luwu mengangkat tema ‘True Love’ atau Cinta Sejati, dihadiri Ketua Dekranasda Luwu, Dr. Hj. Hayarna Hakim, Bupati Luwu periode 2009-2019 Andi Mudzakkar, Unsur Forkopimda, Ketua KNPI Sulsel dan sejumlah pejabat.
Ketua Dekranasda Luwu, Dr. Hayarna Hakim mengungkapkan, melalui batik Luwu yang dilaunching diharapkan dapat akan dapat diproduksi dan dikembangkan masyarakat Luwu sehingga membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.
“Tentu kita berharap batik ini membantu peningkatan kesejahteraan dan menjadi ikon kebanggaan masyarakat Luwu,” ujar Hayarna.
Bupati Luwu, Dr Basmin Mattayang mengatakan, Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, disingkat UNESCO) pada Oktober tahun 2009 lalu, telah mengukuhkan Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.
Kata dia, pengukuhan sekaligus pengakuan Unesco terhadap batik Indonesia membawa manfaat yang besar dalam upaya pelestarian dan pengembangan batik Indonesia sebagai warisan budaya Nusantara.
“Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa. Batik Indonesia berkembang dan terkenal dalam hal proses desain dan motifnya,” ungkap Basmin Mattayang.
Orang nomor satu di Kabupaten Luwu ini menambahkan, corak ragam batik yang mengandung makna dan filosofi akan terus digali dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang berkembang di Indonesia.
“Sebagai bentuk upaya Pemda Luwu dalam mendukung program pemerintah pusat untuk melestarikan, melindungi, dan mempertahankan batik sebagai kekayaan budaya serta tradisi bangsa Indonesia. Malam ini saya melaunching secara resmi produk batik dengan corak dan karakter asli budaya Luwu,” kata HBasmin Mattayang.
Motif batik yang dilaunching terinspirasi dari karakter berbeda yang berasal dari tokoh utama kisah Mitologi Surek I La Galigo, antara lain Motif Batra Guru (mengandung makna kemakmuran sebagaimana tujuan Batara Guru diturunkan ke bumi untuk memakmurkan manusia di bumi).
Selain itu, ada Motif Sawerigading (Sosok petualang dengan karakter mengembangkan diri dan berfikir untuk kemajuan tanah kelahirannya), motif We Cudai (Karakter seorang ibu yang melindungi, meneduhkan dan menunjukkan keanggunan), motif I La Galigo (Sosok tokoh dengan kepribadian pelopor, pemimpin, pekerja keras dan mandiri) corak batik ini melambangkan ilmu pengetahuan dengan tambahan corak bunga yang bermakna tumbuh dan berkembang.
Motif terakhir adalah motif Simpurusiang, motif ini terinspirasi dari Pajung Luwu atau Datu Luwu pada periode Lontara. Motif ini menggambarkan kekuasaan Pajung Luwu di 8 penjuru mata angin yang dipatuhi dan ditaati rakyatnya.
“Batik Luwu ini akan kita jadikan sebagai salah satu Ikon kebanggaan masyarakat Luwu yang akan diatur dalam Peraturan Bupati bahkan akan dibuatkan Perdanya. Selanjutnya akan diurus hak patennya untuk keperluan promosi ke tingkat nasional dan internasional”, jelas H Basmin Mattayang.
Sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional di masa Pandemi Covid-19, Bupati Luwu berharap batik Luwu dikembangkan dan diproduksi oleh masyarakat Luwu melalui pemberdayaan UMKM dan menetapkan beberapa desa/kelurahan sebagai sentra produksi batik serta produk unggulan kreatif lainnya dengan berbahan dasar batik Luwu. (*)
Leave a Reply